Langsung ke konten utama

Puisi Jalanan



"LAGU JALANAN"

gp: M. Adrian

Roda-roda terhenti terdesak dalam kilaunya surya

Terlihat, ia mengampir bertegur dengan santunnya

Bertutur dalam melodi yang berirama mengusik jiwa

Jari menari dalam getaran-getaran harmonika…



Nada bergelombang tak kurun dalam masa

Mentoreh harap dengan welas dalam kantungnya

Mengakhiri kata kerana tanda sudah menyapa

Mungilnya itu terulur dalam cokelat usangnya…



kini…

Ia kembali bercengkerama dengan cakrawala

Mencari jejak yang sirna ditelan gulita….



Medan, 15 Desember 2015


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi keindahan Alam

NYANYIAN PERTIWI Gp : M.Adrian Sebut sekata, tampaklah negeri dengan keasrian yang tersirat pada alam membentang luas bagaikan lautan… Tertanam pula embun-embun kehidupan di setiap sudut pertiwiku Goresan-goresan lembut terukir syahdu bersama empat elemen yang bersatu Pertiwiku… Kemana awak kian memandang disitulah kehijauan terhampar Batang nan kokoh tegak bagaikan punggawa pembawa kedamaian Akar menjulang tanda pertiwiku telah siap berjuang… Rimbun dedaunan, hijau bagai sekeping nirwana dalam bola kehidupan Hai manusia bernoda bernoktah Jangan kau rusak pertiwiku dengan si tajam si pembelah Jangan kau biarkan si jago merah melahap pertiwiku dengan buasnya Tahukah kau ? Pertiwiku menangis menanggung nestapa Nestapa luka yang kau ukir dengan bengisnya Biarlah… biarlah kepingan nirwana itu tumbuh dalam asuhan pencipta-Nya Rawatlah pertiwiku dalam dekapa

Puisi Asap Riau

AWAN   KELABU GP: M. ADRIAN Hembusan nestapa tersirat dibawa angin dengan sekejap mata Membalut cakrawala biru dalam dekapan Sang Penentu Membuka gerbang derita yang tertutup langit kelabu Menutup asa bagi makhluk-makhluk tak berdosa Aku,   menjerit dalam carut marut nusantara…. Menghempaskan resah yang bercampur dalam debu Menguak permainan elok penuh kebencian karena mu Kau bunuh aku, dengan segenggam bara dalam kata Negeriku, tak mampu berdiri di atas awan Tak sanggup duduk dalam menghirup kematian Nusantaraku, tak menciptakan kegelapan dalam kepelitaan Tak menghentikan tawa dalam ruang-ruang keharmonisan Sungguh tega,Kau siksa aku dengan asap-asap yang kau semai Kau tusuk sukmaku dalam diam tak berkawan Kuucapkan selamat datang pada mu sang puan dan tuan Yang membuat negeriku dalam lautan air tangisan….     Medan, 21 November 2015